24 AGUSTUS 2006 STATUS PLUTO TERPOLEMIKKAN

Empat belas tahun silam, tepatnya pada 24 Agustus 2006, Himpunan Astronomi Internasional mengeluarkan definisi terbaru tentang planet. Sebuah benda langit dapat dikatakan sebagai sebuah planet apabila memenuhi tiga syarat: mengorbit matahari, berukuran besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki jalur orbit yang bersih atau tak ada benda langit lain di orbit tersebut. Pluto gagal memenuhi syarat ketiga; orbit Pluto kadang memotong orbit Neptunus.

Pluto akhirnya dikategorikan hanya sebagai “planet katai” atau planet kerdil. Statusnya sebagai planet kesembilan dicabut. Buku-buku pelajaran di seluruh dunia pun mesti direvisi. Namun muncul protes dari masyarakat, terutama di Amerika Serikat. Pluto adalah satu-satunya planet yang ditemukan di Amerika, dan pencabutan statusnya dianggap melukai harga diri mereka. 

Neil deGrasse Tyson, salah satu astronom kenamaan yang berperan besar dalam mengubah status Pluto, pun mendapat surat kaleng dari seorang anak sekolah karena dianggap “membunuh Pluto.”

Sampai saat ini, para astronom masih belum tahu banyak tentang permukaan Pluto, selain suhunya yang sangat dingin karena terletak amat jauh dari matahari. Pada 2015, wahana New Horizons yang diluncurkan pada 2006 akan tiba di dekat Pluto untuk mengambil gambar. Sampai saat itu tiba, Pluto tetap menjadi misteri sains. Namun, bagi mayoritas masyarakat yang terlanjur menyukai, Pluto telah menjadi ikon kultural, apapun statusnya.


Pencarian Planet Pluto, yang kala itu masih disebutkan sebagai Planet X, sudah dimulai Percival Lowell, pendiri Observatorium Lowell, pada sejak 1905. Namun pencariannya tidak membuahkan hasil, sampai kematiannya pada 1916. Berbekal hasil penelitian Lowell inilah, Clyde WilliamsTombaugh melakukan penelitian intensif untuk menemukan Planet X. Dan pada malam itu, 18 Februari 1930 dia berhasil. Dia menemukan sebuah benda langit menyerupai planet. Penemuan Tombaugh kemudian dipublikasikan.

"Observatorium Lowell mempublikasikan penemuan Tombaugh kepada dunia pada 13 Maret, tanggal yang secara hati-hati dipilih karena bertepatan dengan 75 tahun kelahiran Percival Lowell dan perayaan 149 tahun penemuan Uranus", tulis David Andrew Weintraub dalam Is Pluto a Planet? A Historical Journey Through the Solar System.

Saat itu planet yang baru ditemukan belum bernama. Ribuan saran masuk ke Observatorium Lowell, yang kemudian mengerucutkan tiga nama yang dianggap terbaik: Minerva, Cronus, dan Pluto. Setelah diadakan pemilihan suara, Observatorium Lowell akhirnya memutuskan untuk menamakan Planet X ini Pluto. Sejak itu, Pluto menjadi planet kesembilan yang diketahui manusia.

Nama Pluto bukan dicetuskan astronom atau ilmuwan, tapi gadis berumur sebelas tahun dari Oxford, Inggris, bernama Venetia Burney. Dia terinspirasi berkat hobinya mempelajari mitologi klasik. Dalam mitologi Romawi, Pluto adalah nama dewa yang menguasai dunia kematian, seperti Hades dalam mitologi Yunani.* (nto/ist: historia, Observatorium Jakarta).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIRESTUI SUSUHUNAN PAKU BUWONO XIII, REVITALISASI KARATON ALIT PESANGGRAHAN LANGENHARJO DIKOORDINASIKAN DENGAN BPCB JAWA TENGAH

The Director General of the Ministry of Trade who became a suspect in the cooking oil case

The AUTHORNEY GENERAL'S OFFICE BUILDING HAS NEVER SUFFERED SIGNIFICANT DAMAGE SINCE IT WAS INAUGURATED.